firezonex

the web for astronomi, education and news

about me

aggunk my name, I was a student who just plain ordinary. but I love to try new things, I like to experiment with virtual worlds, although I failed to keep my spirit and do not never give up, that's my life is not perfect and I will perfect my own life. my life is my adventure

my blog

firezonex is a worthy name for a blog that I do now, by working on my blog to release my thoughts, feelings, and creativity. blog for me is the right tool to remove the imagination, with my blog out what I think and I feel. hopefully this blog visitors can gain knowledge that I have provided and can provide comment for this blog to advance and develop. thank you

Bintang Paling Terang Didunia

Bintang Paling Terang Didunia


                                   Sirius


  Sirius (α CMa / α Canis Majoris / Alpha Canis Majoris) adalah bintang paling terang di langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47. Bintang ini terletak di rasi Canis Major dan merupakan sistem bintang ganda dengan komponen primer bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder sebuah katai putih.

  Sirius dapat dilihat hampir di semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada lintang di atas 73,284° utara. Saat terbaik untuk dapat melihat bintang ini adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana dia mencapai meridian pada tengah malam.
  Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala, bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.

  Secara etimologi Nama bintang ini berasal dari bahasa Yunani Σείριος (Seirios, yang berarti "menyala-nyala" atau "amat panas"). Sebagai bintang paling terang di rasi "Anjing Besar", seringkali disebut juga sebagai "Bintang Anjing". Nama Latin untuk bintang ini adalah Canicula ("anjing kecil") dan dalam bahasa Arab: الشعرى, aš-ši‘rā dalam astronomi Islam, dimana nama alternatif Al Shira diturunkan.
Dalam Bahasa Sansekerta, bintang ini dikenal sebagai Mrgavyadha ("pemburu rusa") atau Lubdhaka ("pemburu"). Sebagai Mrgavyadha, Sirius melambangkan Siwa. Dalam Bahasa Tionghoa bintang ini dikenal sebagai bintang serigala langit (Bahasa Tionghoa dan Jepang: ; Bahasa Korea: ; Romanisasi Tionghoa: Tiānláng; Romanisasi Jepang: Tenrō; Romanisasi Korea: Cheonlang) dalam Rumah Jǐng (rasi Tionghoa yang merupakan bagian dari rasi Gemini modern), sementara nama dalam bahasa pasar Jepang untuk bintang ini adalah (Aoboshi, "bintang biru").

  Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun cahaya. Tetangga terdekatnya adalah sistem bintang Procyon, pada jarak 1,61 parsec atau 5,24 tahun cahaya.
Sirius A adalah sebuah bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari. Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.

Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6 massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B adalah salah satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam volume yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa matahari dengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.

Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari). Sirius A diperkirakan akan kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi. Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan menjadi katai putih juga. Kemungkinan adanya komponen ketiga Sejak 1894, sedikit ketidakteraturan dalam gerak orbit Sirius B teramati, yang menyarankan kemungkinan adanya komponen ketiga, tetapi hal ini tidak pernah benar-benar dikonfirmasi.

Foto-foto Antariksa yang Menggemparkan Dunia

badai matahari


asteroid
supernova

badai matahari
gravitasi dan atmosfer bumi
gravitasi dan atmosfer bumi
sunspot - bintik matahari
sunspot - bintik matahari
sunspot - bintik matahari
asteroid
asteroid
supernova

Foto-foto tersebut diambil oleh satelit luar Angkasa

10 Fenomena Antariksa yang Sangat Misterius

1. Tabrakan Antar Galaksi
Ternyata galaksi pun dapat saling “memakan” satu sama lain. Yang lebih mengejutkan adalah galaksi Andromeda sedang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti kita. Gambar di atas merupakan simulasi tabrakan Andromeda dan galaksi kita , yang akan terjadi dalam waktu sekitar 3 milyar tahun. Credit: F. Summers/C. Mihos/L. Hemquist
tabrakan_galaksi
2. Quasar
Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979. Credit: NASA-MSFC.
quasar
3. Materi Gelap (Dark Matter)
Para ilmuwan berpendapat bahwa materi gelap (dark matter) merupakan penyusun terbesar alam semesta, namun tidak dapat dilihat dan dideteksi secara langsung oleh teknologi saat ini. Kandidatnya bervariasi mulai dari neotrino berat hingga invisible black hole. Jika dark matter benar-benar ada, kita masih harus membutuhkan pengetahuan yang lebih baik tentang gravitasi untuk menjelaskan fenomena ini. Credit: Andrey Kravtsov.
dark_matter
4. Gelombang Gravitasi (Gravity Waves)
Gelombang gravitasi merupakan distorsi struktur ruang-waktu yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombangnya menjalar dalam kecepatan cahaya, tetapi cukup lemah sehingga para ilmuwan berharap dapat mendeteksinya hanya melalui kejadian kosmik kolosal, seperti bersatunya dua black hole seperti pada gambar di atas. LIGO dan LISA merupakan dua detektor yang didesain untuk mengamati gelombang yang sukar dipahami ini. Credit: Henze/NASA.
gravitasi_waves
5. Energi Vakum
Fisika Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong adalah gelembung buatan dari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum, memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang. Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta. Credit: NASA-JSC-ES&IA.
energi_vakum
6. Mini Black Hole
Jika teori gravitasi “braneworld” yang baru dan radikal terbukti benar, maka ribuan mini black holes tersebar di tata surya kita, masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda. Credit: NASA-MSFC.
mini_blackhole
7. Neutrino
Neutrino merupakan partikel elementer yang tak bermassa dan tak bermuatan
yang dapat menembus permukaan logam. Beberapa neutrino sedang menembus tubuhmu saat membaca tulisan ini. Partikel “phantom” ini diproduksi di dalam inti bintang dan ledakan supernova. Detektor diletakkan di bawah permukaan bumi, di bawah permukaan laut, atau ke dalam bongkahan besar es sebagai bagian dari IceCube, sebuah proyek khusus untuk mendeteksi keberadaan neutrino.Credit: Jeff Miller/NSF/U. of Wisconsin-Madison.

neutrino
8. Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
Hingga awal 1990an, kita hanya mengenal planet di tatasurya kita sendiri. Namun, saat ini astronom telah mengidentifikasi lebih dari 200 ekstrasolar planet yang berada di luar tata surya kita. Pencarian bumi kedua tampaknya belum berhasil hingga kini. Para astronom umumnya percaya bahwa dibutuhkan teknologi yang lebih baik untuk menemukan beberapa dunia seperti di bumi. Credit: ESO.
exoplanet
9. Radiasi Kosmik Latarbelakang
Radiasi ini disebut juga Cosmic Microwave Background (CMB) yang merupakan sisa radiasi yang terjadi saat Big Bang melahirkan alam semesta. Pertama kali dideteksi pada dekade 1960 sebagai noise radio yang nampak tersebar di seluruh penjuru alam semesta. CBM dianggap sebagai bukti terpenting dari kebenaran teori Big Bang. Pengukuran yang akurat oleh proyek WMAP menunjukkan bahwa temperatur CMB adalah -455 derajat Fahrenheit (-270 Celsius). Credit: NASA/WMAP Science Team.
radiasi_kosmik
10. Antimateri
Seperti sisi jahat Superman, Bizzaro, partikel (materi normal) juga mempunyai versi yang berlawanan dengan dirinya sendiri yang disebut antimateri. Sebagai contoh, sebuah elektron memiliki muatan negatif, namun antimaterinya positron memiliki muatan positif. Materi dan antimateri akan saling membinasakan ketika mereka bertabrakan dan massa mereka akan dikonversi ke dalam energi melalui persamaan Einstein E=mc2. Beberapa desain pesawat luar angkasa menggabungkan mesin antimateri. Credit: Penn State U. /NASA-MSFC.
antimatter
Melihat berbagai fenomena tersebut, mengingatkan kita betapa micro sebenarnya keberadaan kita dalam alam semesta ini. (far/aloysiuzgonzaga)

Awan Cirrus

Awan cirrus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi.
Awan Cirrus terbentuk ketika uap air membeku menjadi kristal es pada ketinggian diatas 8000 meter.

Awan cirrus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafCEWdt1xnfPRAyEkkn_Ff9eK9JeFslPAvYNdUef5xL0qa4j0jZV8j_oNVw5_xXCBPFV9or2bVcBLuRloRJRaMC_mBoqUkbunnWILl2ToVh2kOVl6-_Xq8pdAO7dgIfoF0JdKUOfU8YU/s1600/cirrus1.jpg
awan cirrus
http://zahrosofie.files.wordpress.com/2010/03/cirrus-clouds-horz.jpg
awan cirrus

http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/23477_337988154449_267164734449_3345673_2592348_n.jpg
awan cirrus
http://www.victoriaweather.ca/resources/Clouds/cirrus.jpeg
awan cirrus

Fenomena Awan Halo di Moscow

Rabu, 7 Oktober 2009 lalu muncul fenomena alam misterius di langit Moskow. Kejadian alam ini lebih mirip dengan fenomena awan halo (lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari). Tetapi, bentuk bulat pada fenomena halo ini lebih misterius bahkan mirip pesawat UFO dalam film Independence Day.
Seperti dilansir laman Daily Mail, awan berbentuk cincin itu terlihat bercahaya. Selain memancarkan kilauan cahaya, bentuk cicin pada awan itu terlihat seperti bagian bawah pesawat UFO dalam film-film Hollywood.
Kilauan emas agak pucat pada cincin awan itu terlihat di atas langit Ibu Kota Rusia. Tepatnya di bagian barat distrik Moskow. Fenomena alam itu akhirnya diabadikan beberapa warga yang tinggal di sekitar lokasi.
Badan Meteorologi setempat menolak berbagai teori yang menyangkut hal-hal gaib. Disebutkan secara ilmiah bahwa, bentuk cincin misterius itu merupakan dampak optik dari fenomena alam yang sedang terjadi.
Juru bicara Badan Meteorologi setempat menyatakan, beberapa bagian 'bidang permukaan' pada awan itu terlihat melintas di Moskow.
"Ini juga dipengaruhi adanya gangguan udara di daerah Kutub Utara. Matahari terbit dari barat, ini adalah salah satu pemicu utamanya," kata juru bicara tadi.
Sekadar mengingatkan, di wilayah Indonesia, matahari terbit dari Timur, dan terbenam di Barat.
Menurut dia, fenomena alam itu murni kejadian ilmiah. Meski pun tampakan dari fenomena itu lebih mengesankan dari biasanya. "Jika kalian melihat lebih dekat, maka akan terlihat cahaya keluar dari awan itu," kata dia. Sayangnya, lebih banyak orang yang menganggap hal ini sebagai efek optikal buatan manusia ketimbang mereka yang menganggapnya sebagai fenomena alam sebenarnya.
http://astrobob.areavoices.com/astrobob/images/Cloud_halo_bishop_creek_halo_stitch_web.jpg
fenomena awan halo
http://panjangakal.com/awan-gelap-3.jpg
Fenomena Awan Halo

Misteri Merah Planet Mars



alt
Permukaan Mars ditutupi lapisan tipis sejumlah bahan radio aktif seperti uranium, torium dan potasium radioaktif. (AP)
Mars tidak selalu merah.
Setidaknya itu adalah teori seorang ilmuwan yang telah menemukan alasan bagaimana planet Mars membentuk warna merah.
Menurut Dr. John Brandenberg, sekitar 180 juta tahun lalu, sebuah planet hancur akibat reaksi nuklir yang terjadi secara alami dan telah melenyapkan apapun di Mars, melepas guncangan gelombang, sehingga mengubah planet tersebut menjadi pasir kering.
Ia mengatakan kepada Fox News, “Permukaan Mars ditutupi lapisan tipis sejumlah bahan radioaktif seperti uranium, torium dan potasium—dan pola ini memancar dari sebuah titik-panas di Mars.”
 “Sebuah ledakan nuklir kemungkinan telah mengirimkan puing sisa-sisa reruntuhan ke seluruh planet ini.”
 “Peta sinar gamma pada Mars menunjukkan sebuah titik merah besar yang nampak seperti sebuah pola pancaran puing reruntuhan...dan pada sisi berlawanan dari planet itu terdapat pula titik merah yang lain.”
Seperti dilansir Daily Mail, Dr. Brandenburg, ilmuwan senior pada Orbital Technologies Corp mengatakan ledakan alami--yang setara dengan satu juta bom hidrogen satumega ton ini—terjadi di wilayah utara Acidalium Mare dari Mars dimana di tempat itu merupakan konsentrasi berat radioaktivitas.
Ledakan ini juga memenuhi atmosfir Mars dengan radio-isotop, yang mana dapat dilihat dalam beberapa data spektometri sinar gamma yang diambil oleh NASA, ujarnya.
Radioaktivitas juga menjelaskan mengapa planet ini nampak merah.
Dr. Brandenburg yakin bahwa reaksi nuklir alami dapat pula terjadi pada pkanet kita ini—dan bisa terjadi berulang-ulang.
Dr. David Beaty, manager program ilmu pengetahuan Mars, pada NASA’s Jet Propulsion Laboratory, mengatakan kepada FoxNews,com bahwa ia tertarik dengan ide menarik dan menantang tersebut.
Namun ia mengatakan, untuk membuktikan secara ilmu pengetahuan, lembaga itu membutuhkan sebuah perencanaan sebuah misi guna mengekslorasi Mare Acidalium di Mars.  sumber : erabaru.net

Sampah Luar Angkasa yang Sangat Membahayakan

Sekitar 18.000 pecahan benda langit buatan manusia kini memenuhi kawasan orbiter dekat Bumi. Ancaman bahaya dari sampah luar angkasa semacam itu bagi misi luar angkasa semakin besar.

Era penjelajahan ruang angkasa sudah berumur lebih dari 50 tahun. Konsekuensi logisnya, jumlah sampah benda langit di atmosfir Bumi juga terus bertambah. Berapa banyak sampah luar angkasa ini yang mengorbit atmosfir Bumi tidak diketahui pasti. Taksirannya hingga sekitar 18.000 pecahan benda langit buatan manusia dengan diameter beragam, menjadi sampah di luar angkasa. Akibat penuh sampah, peristiwa kecelakaan benda langit menabrak satelit bukan lagi hal yang luar biasa.

Bahkan pada tanggal 12 maret lalu Stasiun Ruang Angkasa Internasional-ISS nyaris ditabrak sebuah pecahan benda langit yang diameternya hanya 0,8 sentimeter tapi memiliki kecepatan 30.000 km per jam. Menimbang ancaman bahayanya, para astronot yang berada di ISS terpaksa berlindung di kapsul Soyuz, yang dapat segera melakukan manuver melepaskan diri dari ISS jika terjadi bahaya. Menyikapi makin banyaknya sampah di atmosfir Bumi itu, upaya yang kini dilakukan lembaga antariksa berbagai negara dibagi tiga kategori besar, mencegah, mengawasi dan memusnahkannya.

Pemeo lama masih tetap berlaku, mencegah lebih baik daripada mengobati. Mencegah jangan sampai diproduksi terlalu banyak sampah di luar angkasa, lebih baik dan lebih murah ketimbang membersihkannya. Carsten Wiedemann dari Institut untuk Sistem Penerbangan dan Luar Angkasa di Universitas Teknik Braunschweig melontarkan prakiraan suram, jika program peluncuran benda langit ke atmosfir Bumi tetap dilakukan seperti saat ini. Dalam arti meluncurkan dan membiarkan sampah-sampah berukuran kecil berkeliaran di atmofir dekat Bumi. Di masa depan, tidak mungkin lagi meluncurkan wahana ruang angkasa ke kawasan orbiter dekat Bumi itu.

Juga ancaman bahaya tumbukan benda langit yang jatuh ke Bumi semakin besar. Wiedemann menjelaskan lebih lanjut : “Bagi kawasan orbit dekat Bumi, dimana konsentrasi sampah luar angkasa amat padat, dan juga kemungkinan tabrakan sangat tinggi, kami menyarankan agar dilakukan upaya pencegahan. Pencegahan ledakan yang tidak diinginkan, dapat dilakukan dengan cara pasif. Dalam arti, potensi sumber letusan, seperti sisa bahan bakar atau baterai, dibuang dan dikosongkan muatan listriknya. Dengan begitu, tidak ada lagi sumber energi yang tersisa setelah berakhirnya aktivitas satelit.“

Ledakan tidak diinginkan pada roket peluncur yang tertinggal di luar angkasa, merupakan kasus paling banyak yang memproduksi sampah berukuran kecil dalam jumlah cukup banyak di luar angkasa. Sampah lainnya adalah sisa bahan bakar padat, limbah cair yang membeku serta pecahan satelit. Seberapa besar volume sampah di luar angkasa itu, tidak ada yang tahu persis. Sebab perangkat radar di Bumi hanya bisa mendeteksi sampah benda langit yang ukurannya minimal sebesar bola sepak.


http://3.bp.blogspot.com/_szLhUF1v5IM/TSU-Kx1n-DI/AAAAAAAABTw/n_oD6opKIDc/s1600/luar-angkasa-pun-telah-padat.jpg
sampah luar angkasa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-CGCvDm2veQ_fHb5TBHAPhsnq4PxXfHYhOAimfkAnr6OEgsrSIMAxXLvsdtc8LcgtpC6LsR2kWJWp6WJjpCRno6ZSVPWht2rxihzB15iXc_vltCR7hXcOnxRsTteXOp8VXYptpCWPLdzs/s1600/satelit.jpg
sampah luar angkasa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJbzW87r13T1vtfHaBXEb89ZIJqeelmQ3V2j9Hboj8pdgSaCbi_eE_IaR32RtOQokUsyiMjNpVqlnx7nELAVCKmL8aoSEG_7uCddR_RQfCGCWhs8LICCRNW8F5iqQxHh2r69RZS-Ucw0Y/s1600/sampah+luar+angkasa.jpg
sampah luar angkasa
http://i.okezone.com/content/2010/01/29/56/298836/XD14BDsVWo.jpg
sampah luar angkasa

Rencana Pindah Ke Mars

INFO ASTRONOMI: Rencana Pindah Ke Mars


Konferensi PBB Mengenai Perubahan Iklim di Poznan, Polandia, berakhir sepekan lalu. Tidak ada perubahan komitmen pengurangan emisi karbon. Pemanasan bumi akibat emisi karbon diprediksi menyebabkan Bumi tak mampu lagi menyangga kehidupan pada akhir abad ini.

Ke mana kita akan mengungsikan kehidupan (terutama manusia) ini? Pencarian ini antara lain yang kemudian menjadi obyek ketika penjelajahan ruang angkasa menjadi semakin ”menjanjikan” sejak pendaratan Neil Armstrong 10 Juli 1967 di permukaan Bulan.

Penjelajahan terus berlanjut bukan hanya ke Bulan, tetapi merambah planet-planet lain dalam galaksi Bimasakti.

Program observasi National Aeronautics and Space Administration (Badan Aeronautika dan Ruang Angkasa Nasional/NASA) Amerika Serikat Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) telah berakhir dan hasilnya dipaparkan dalam jurnal ilmiah Science, Jumat (19/12).

Hasil dari misi penjelajahan MRO yang pertama tersebut telah berhasil menemukan bukti- bukti akan adanya mineral-mineral yang penting untuk mendukung kehidupan. Bukan hanya mineral, bahkan jejak-jejak yang membuktikan adanya air di permukaan Mars juga terekam di beberapa lokasi.

Penemuan akan bukti-bukti tersebut mengindikasikan bahwa pernah ada mikroba—sebagai bentuk awal kehidupan—hidup di Mars ketika planet tersebut kondisinya lebih basah (baca: mengandung air) dibandingkan saat ini. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan MRO tahap kedua yang akan berlangsung selama dua tahun.

Penemuan yang cukup melegakan ini karena ternyata Mars tidaklah ”seganas” yang pernah dipikirkan semula.

Bukti akan adanya air di Mars diketahui saat ditemukan adanya parit-parit yang terbentuk oleh aliran air, kemungkinan berasal dari danau purba.

Bukti akan adanya air juga muncul ketika ada ditemukan jenis-jenis mineral yang hanya bisa terbentuk jika terjadi interaksi dengan unsur air.

Persoalan yang masih ada dan masih harus terus dicari dan dibuktikan adalah seberapa banyak air yang pernah ada di Mars tersebut, dan seberapa besar dukungannya terhadap kehidupan mikroba atau kehidupan yang primitif (metabolismenya sederhana)? Jawabannya mungkin belum akan ditemukan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, bukti-bukti tersebut mengisyaratkan bahwa di Mars pernah ada periode ketika air membentuk tanah liat yang disusul periode kering saat Mars kaya akan unsur garam dan unsur airnya bersifat asam. Kondisi ini amat tidak cocok untuk mendukung kehidupan.

Persoalannya, kondisi di Mars tidaklah serupa antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Oleh karena masih ditemukan sejumlah unsur karbon yang mengindikasikan wilayah itu tidak bersifat asam-unsur asamnya rendah. Karbon amat mudah terurai jika bertemu unsur asam. Unsur karbon juga ditemukan pada batuan meteorit yang berasal dari Mars.

”Kehidupan yang primitif mungkin menyukainya. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, dan tidak terlalu asam. Sebuah tempat yang ’tepat’,” ujar Bethany Ehlmann sarjana dari Brown University di Providence.

Unsur karbon yang telah memberikan harapan tersebut ditemukan MRO di daerah yang disebut Nili Fossae, sekitar 667 kilometer panjang dan berada di tepian Isidis-kolam yang telah kering, dan di dekat batuan yang terekspos di tepi lembah kawah. Jejak serupa ditemukan di Terra Tyrrhena dan Libya Montes.

Sejumlah peneliti memiliki teori yang berbeda-beda tentang terbentuknya karbon. Misalnya, ada yang menyebutkan air tanah (Mars) terangkat ke permukaan melewati batuan yang mengandung olivin di permukaan dan terpapar pada hujan atau danau kecil. Teori tersebut mempertebal keyakinan bahwa di Planet Merah itu pernah ada air di permukaannya.

Berkeliling

Perjalanan MRO berkeliling planet telah membawanya menemukan bukti-bukti bahwa sebagian besar wilayah dataran tinggi di bagian selatan planet yang luas itu dialiri air dengan kondisi lingkungan yang bervariasi pada 4,6 miliar-3,8 miliar tahun yang lalu.

Bukti-bukti itu ditunjukkan dengan penemuan batuan filosilikat yang tersebar meluas di belahan selatan planet. Batuan filosilikat ini mengandung unsur besi, magnesium atau aluminium, mica, dan kaolin.

”Dalam filosilikat, atom-atomnya tertata secara berlapis dan semua memiliki unsur air atau kandungan hidrogen dan oksigen yang membentuk suatu struktur kristal,” tutur anggota tim MRO, Scott Murchie, dari John Hopkins University.

Lapisan batuan yang mengandung kristal air tersebut berada di lapisan batuan vulkanik yang belum terlalu tua. Di bagian kawah, misalnya di Valles Marineris, di belahan selatan planet, terpapar lapisan lempung purba dan berbagai mineral lain.

”Ini seperti sebuah perjalanan ke lapisan batuan di dasar Grand Canyon,” ujar Murchie merujuk pada salah satu fenomena geologis yang terbesar.

Variasi tanah lempung dan berbagai mineral yang ditemukan di Mars tersebut mengindikasikan adanya variasi kondisi lingkungan di Mars.

Di belahan utara Mars ditemukan batuan dengan kandungan berbeda, yaitu sulfat yang mengindikasikan lingkungan yang lebih kurang mendukung kehidupan dibandingkan selatan.

Nah, mungkin suatu hari nanti kita bisa mengungsi ke belahan selatan Mars? Atau... maukah kita menyelamatkan kapal kehidupan kita yang bernama Bumi...?

Komet yang tercerai berai

Komet yang tercerai berai : info astronomi


Melihat komet, anggota Tata Surya yang berekor panjang ini, sungguh pengalaman yang menarik. Sudah ribuan komet yang bisa diamati. Namun, mengamati sebuah komet yang tercerai-berai menjadi beberapa bagian tentu memunculkan kekaguman lebih.
Pergerakan pecahan komet berlanjut dan mencapai titik terdekat orbitnya ke Matahari (perihelion) pada 7 Juni. Kemudian menjauhi Matahari untuk mencari bentuk orbit baru.
Dalam pengamatan, terlihat rangkaian 33 buah "bintang berekor" yang membentang beberapa derajat busur, beberapa kali lebih panjang dari diameter piringan Matahari atau Bulan. Deretan pecahan komet tersebut diberi nama sesuai dengan urutan abjad.
Teleskop antariksa Hubble berhasil mengamati dua pecahan, yaitu B dan G. Dari gambar yang dihasilkan terlihat proses pecahnya komet yang menakjubkan. Pecahan yang besar akan terus pecah menjadi potongan lebih kecil, yang bergerak mengikuti pecahan terbesarnya dan sebagiannya akan lenyap bersamaan. Demikian halnya melalui pengamatan teleskop landas Bumi.
Gambar-gambar berurutan (sekuensial) yang diperoleh menegaskan bahwa potongan komet didorong ke belakang oleh semburan gas dari inti, menjauhi arah datangnya radiasi Matahari.
Pecahan kecil bermassa lebih rendah bergerak lebih cepat menjauhi pecahan utama dibandingkan dengan pecahan yang lebih besar. Beberapa pecahan tidak terlihat lagi dalam beberapa hari kemudian.

PENYEBAB

Inti komet, menurut model astronom dari Universitas Harvard, Fred L Whipple, merupakan gumpalan es kotor yang tersusun dari campuran debu dan es yang memiliki struktur berlubang dan rapuh.
Komet menghuni tepi Tata Surya serta lokasi yang lebih jauh lagi. Komet memiliki materi yang serupa dengan materi pembentukan Tata Surya. Akibat gravitasi Matahari, komet bergerak menuju pusat Tata Surya. Sebagian darinya melintasi planet-planet.
Karena gaya pasang surut dari planet yang dilintasilah, komet dapat pecah. Faktor lainnya adalah ada bagian dari inti berotasi lebih cepat dari bagian lain, ada bagian dari inti yang meledak akibat gas yang mudah menguap di dalamnya memancar keluar seperti halnya tutup botol sampanye terlempar lepas dari botolnya dan akibat tekanan panas ketika komet melintas dekat Matahari.
Berdasarkan analisis data dari Hubble dan beberapa pengamatan lain disimpulkan bahwa faktor yang mempercepat proses pecahnya komet 73P/Schwassmann-Wachmann 3 adalah kian dekatnya komet ke Bumi dan Matahari.

PENEMUAN

Komet di atas ditemukan astronom Jerman Arnold Schwassmann dan Arno Arthur Wachmann pada 1930 ketika tengah memotret asteroid. Komet diberi nama menurut nama gabungan penemunya.
Saat itu komet berjarak 9,3 juta km dari Bumi (atau 24 kali jarak Bumi-Bulan). Dari perhitungan diketahui bahwa komet mengorbit Matahari dengan kala edar 5,4 tahun. Sayangnya pada 1979 dan 1985 komet tidak bisa teramati.
Lantas pada musim gugur 1995 komet teramati dan-akibat terpaan angin Matahari-memperlihatkan diri memijar dan memancarkan ekor debu dan gas lebih besar dari biasanya. Tak lama kemudian komet pecah menjadi empat bagian yang diberi nama A, B, C, dan D. Pecahan C merupakan pecahan terbesar dan dianggap sebagai pecahan utama dari inti komet. Hanya pecahan B dan C yang teramati di periode selanjutnya.
Nah, apakah pecahan komet akan tetap ada di masa berikutnya? Pengamatan oleh astronom profesional dan amatir yang mengikuti gerak komet akan membuktikannya.

Kasus P/Shoemaker-Levy 9

Komet pecah yang fenomenal ditemukan pada 23 Maret 1993 oleh Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David Levy dengan menggunakan teleskop terkecil di Observatorium Palomar.
Hasil pemotretan memperlihatkan untaian benda langit yang aneh (yang semula diduga galaksi kemudian beralih dugaan sebagai komet) dekat dengan Planet Yupiter. Seperti dituturkan David Levy, mereka kemudian meminta Jim Scotti yang kebetulan sedang menggunakan teleskop yang lebih besar untuk mengamati ulang guna melihat detailnya.
Dua jam kemudian sambil mendengarkan First Symphony Beethoven dan Fourth Movement diperoleh kabar bahwa yang mereka temukan adalah komet? yang telah pecah.
Penemuan dikomunikasikan ke Biro Pusat Telegram Astronomi di Cambridge-Massachusetts, untuk mendapatkan konfirmasi dan pemberian nama obyek baru. Komet itu diberi nama P/Shoemaker-Levy 9.
Melalui perhitungan cermat oleh JPL NASA diperoleh hasil bahwa komet tersebut pecah ketika berada di orbit terdekatnya ke Yupiter (perijove) pada 8 Juli 1992 di jarak 100.000 km. Akibat gravitasi Yupiter-lah komet tersebut tercerai-berai.
Yang lebih mengejutkan adalah setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut oleh astronom dari Harvard-Smithsonian Center of Astrophysics bahwa komet akan menimpa Yupiter pada paruh Juli 1994.
Berita P/Shoemaker-Levy 9 menabrak Yupiter pada 16-22 Juli 1994 merupakan salah satu berita besar dalam sejarah pengamatan obyek langit. Hampir seluruh koran besar di dunia memberitakannya.
Fenomena P/Shoemaker-Levy 9 selain menegaskan bagaimana sebuah komet bisa pecah juga memberikan pelajaran bahwa Yupiter ternyata masih terus membentuk dirinya menjadi planet-yang lebih matang, bagaimana berbahayanya komet seandainya menimpa Bumi, dan bagaimana Tata Surya terbentuk dahulu kala.
Dalam hal evolusi komet, menurut astronom Hal Weaver dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, kehancuran komet menjadi beberapa bagian merupakan fase akhir yang umum terjadi.

Fenomena Sepasang Komet yang Sangat Mempesona


komet
Masyarakat Malaysia beruntung dapat mengamati dan menyaksikan munculnya sepasang komet terang di langit malam Malaysia yang dapat dilihat dengan mata telanjang pada akhir Mei 2004 lalu. Fenomena alam ini merupakan peristiwa astronomi yang jarang ditemui dan langka selama ribuan tahun.
komet1
Setiap hari komet akan muncul di kaki langit, namun tidaklah mudah untuk dapat menyaksikan mereka. Karena sebagian besar komet tampak sangat redup, dan mesti menggunakan teleskop besar baru dapat melihatnya. Dan komet terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang pada umumnya perlu waktu bertahun-tahun baru muncul, itu pun hanya satu komet. Sejak munculnya komet Halley pada tahun 1985, dan komet Bale-Bopp tahun 1997 --yang dapat dilihat dengan mata telanjang kita, belum pernah muncul komet yang terang benderang lagi. Maka dengan munculnya sepasang komet terang benderang yang dapat dilihat dengan mata telanjang itu, merupakan fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah astronomi.

Sepasang komet terang benderang yang dapat disaksikan dengan mata telanjang tahun ini masing-masing adalah C/2001 Q4 (komet Neat) dan C/2002 T7 (komet Linear). Mereka tergolong komet pada orbit sepasang garis lengkung, dan tidak akan kembali lagi selamanya setelah satu kali mendekati matahari.

Wakil Ketua Perhimpunan Astronomi Pencarian Bintang Malaysia Peng Ji Ping, dalam konferensi persnya mengungkapkan, bahwa di Malaysia, komet Linear mulai muncul di atas kaki langit bagian timur pada dini hari tanggal 10 April, kemudian mulai 18 Mei akan berubah dan muncul di angkasa rendah bagian barat daya setelah senja. Sedangkan komet Neat sejak tanggal 15 April hanya muncul di angkasa rendah bagian barat daya setelah menjelang malam. Oleh karena ketepatan waktu dengan posisinya ini, telah membentuk sepasang komet yang belum pernah terjadi sebelumnya..

Bagi masyarakat Malaysia mulai tanggal 19 Mei-3 Juni 2004 adalah waktu yang paling tepat untuk menyaksikan sepasang komet dengan mata telanjang. Dan di kawasan garis khatulistiwa lainnya juga bisa mengamati fenomena alam ini, hanya saja terdapat perbedaannya dalam hal waktu

sumber : ebaru.net

Roket Luar Angkasa

'Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke 3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.
Roket , untuk penggunaan militer dan rekreasi bermula pada abad ke-13 masehi. Penggunaan roket secara intensif untuk militer, industri dan ilmu pengetahuan dimulai pada awal abad ke-20, dimana teknologi peroketan mampu mengantarkan umat manusia menuju Era ruang angkasa, termasuk mengantarkan manusia menginjakan kakinya ke bulan.
Roket digunakan untuk kembang api, persenjataan, kursi penyelamat, kendaraan peluncur untuk Satelit buatan, kendaraan luar angkasa, dan eksplorasi ke planet lain. Walaupun kurang efisien dikecepatan rendah, roket mampu memberikan akselerasi luar biasa dan mencapai kecepatan sangat tinggi dengan efisiensi yang bisa diterima.
Roket kimia menyimpan sejumlah besar energi dalam bentuk yang mudah dilepaskan dan bisa sangat berbahaya, tetapi desain, tes, pembuatan dan penggunaan yang berhati hati bsia meminimalkan ersiko.
Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli sebagai kembang api, atau roket hobi, sampai yang berukuran besar Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.
Kebanyakan roket saat ini adalah roket kimia. Mesin roket ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar cair Booster/penguat Pesawat ulang-alik dan mesin utamanya yang digunakan untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia dimuali di ruang bakar dengan bahan bakar (dengan udara atau oksigen bila di ruang angkasa) dan gas panas yang dihasilkan mengalir dengan tekanan tinggi keluar melalui saluran yang menuju ke arah belakang roket. Tekanan gas yang menyembur keluar inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi roket sehingga roket dapat bergerak maju atau ke atas.
Terdapat konsep jenis roket lain yang semakin sering digunakan di luar angkasa adalah pendorong ion, yang menggunakan energi elektromagnet bukan tenaga dari reaksi kimia. Roket termal nuklir juga telah dibangun, tetapi tidak pernah digunakan.

 
Roket Soyuz
http://www.rakyatmerdeka.co.id/images/foto/normal/812178-06555519022006b@roket2.gif
ROKET luar angksa
 
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyYX3dRCp44WVVWCew6_adFI1rvH09uLSIqCiruZQeAhsiSt4WbXhkMWxUBG8aBL7EX2BX-eQofyQ8nK0vzAqAu7catzpjHi97L1UP8LZTRnSIy1CqhO5pP4gTIn5T8GebHaeWJ-zpm8Rr/s1600/chp_rocket.jpg
ROKET luar angkasa
http://images.detik.com/content/2009/05/28/157/roket01.jpg
ROKET luar angkasa
http://hmmitenas.files.wordpress.com/2009/07/ap11roket_yudidotjeerandotcom.jpg
ROKET luar angkasa
 
 
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Transportasi/roket/image/hal12.jpg
ROKET luar angkasa
http://masrush.files.wordpress.com/2011/01/rush.jpg
ROKET luar angkasa
http://www.tnial.mil.id/Portals/0/NTForums_Attach/roket%20lapan%20RX-1110.jpg
ROKET luar angkasa
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGHJomtaYPl0iDAJSoD9hJJExtWoAlTv9cvj8tQ1MeyJUObjntuArWm9A1oNxip5ZQ6oMRPV92d0VviO6zu6HSWB6JDyb7WSSz_pLUxJeWD6yZ0jAX6Cmwc3Q5CbXdIUM2VTZbYOFwIA/s1600/iran-rocket-vmed-12pwidec.jpg
ROKET luar angkasa